pada tahapan implementasi sudah dilakukan
Jadi konsep "tidak semua keinginan harus terpenuhi" belum layak jika dikemukakan saat penetapan tujuan. Tapi lebih layak jika semua tahapan analisa SWOT, POAC (Plan, Organizing, Actuating, Controlling ) dilalui terlebih dahulu.
Menetapkan target, tujuan, keinginan atau KPI (Key Performance Indicator)
Pertama kali bisa menggunakan data pencapaian rata-rata, pencapaian maksimal yang pernah terpenuhi, faktor kemampuan yang mendukung (strength) seperti sumber daya manusia (sdm),sumber daya finansial (keuangan), sumber daya teknologi, dan faktor-faktor pendukung lain Kelemahan (weakness), kesempatan serta peluang pencapaian target tersebut.
Setelah menetapkan tujuan tersebut dirumuskan, rencanakan teknis applikasinya mengguna
kan POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling)
a. Planning : adalah merencanakan Apa yang akan dilakukan, kapan akan dilakukan, siapa yang akan melakukan, sarana-prasarana untuk melakukan, bagaimana cara melakukannya, step dan tahapannya apa yang harus dilalui.
b. Organizing, adalah menentukan person pelaksananya, kemampuan pelaksananya, alternatif jika ada kegagalan yang terjadi pada pelaksanaan tujuan tersebut.
c. Actuating, adalah meminimize faktor kegagalan, meng update kondisi medan terakhir.
d. Controlling, yaitu proses membandingkan Aktual pelaksanaan terhadap rencana. Perbedaan terutama yang sifatnya ketertinggalan harus segera dicarikan alternatif
penyelesaiannya dan disampaikan kepelaksana-pelaksananya.
Setelah itu semua dilakukan, langkah berikutnya adalah "pasrah" dengan ketentuan Yang Kuasa Jadi menentukan target, tujuan, keinginan harus direncanakan matang, mengeliminir faktor kegagalan. Artinya kita harus merencanakan keberhasilan, bukan "merencanakan kegagalan". Sedangkan bentuk pendekatannya adalah target, tujuan atau keinginan seperti apa yang akan kita capai. Batasan-batasan apa yang perlu dibuat. Sesuai dengan kemampuan dan situasi kondisi. Definisi keinginan, target, tujuan inilah yang harus jelas, realistis dan reachable.
Jadi rencanakanlah suatu keberhasilan, jangan merencanakan kegagalan, karena kegagalan
bukan tujuan tapi efek samping dari "belum" tercapainya suatu tujuan, sekali lagi belum.