Dalam menghadapi anak, orangtua diperhadapkan empat jenis kondisi emosi seperti moody, marah, kesedihan dan stress (untuk stress akan dibahas pada artikel terpisah).
MEREGULASI MOOD ANAK
Remaja dikenal dengan masa mood swing yang sulit diprediksi. David Wilmes (1995) nengkategorikan empat macam mood yang cukup konsisten yang dialami remaja yakni H.A.L.T (Hungry,Angry,Lonely,Tired). Keempat hal ini adalah indicator untuk menjelaskan ketidaknyaman atau rasa aneh yang terjadi dalam diri anak. Oleh karena itu, anak perlu diajar berwaspada terhadap hal tersebut dan bagaimana bersikap untuk mengatasinya.
Hungry. “Sudah makan koq lapar terus."
Angry. “Lagi sebel aja, padahal ga ada yang ganggu.”
Lonely. “Suka kesepian walau banyak orang di sekelilingku.”
Tired. “Kenapa sering lelah padahal sudah cukup tidur
STRATEGI UNTUK MEMPERTAHANKAN MOOD BAIK PADA ANAK
* Jauhi makanan fast food dan junk food. Anak perlu nutrisi yang baik untuk pertumbuhan. Kebanyakan junk food secara kedokteran dapat menimbulkan bosan dan depresi. Nutrisi yang seimbang dan variasi makanan dapat mendatangkan mood yang baik.
* Cukup tidur. Remaja yang tidak mendapat waktu tidur yang cukup karena bekerja atau sekadar menonton TV membawa akibat negative terhadap perasaan di hari berikutnya. Riset yang dikutip dalam buku Parenting for Prevention yang ditulis David Wilmes tahun 1995 menemukan remaja perlu 8-9 jam tidur setiap malam untuk “berfungsi” dengan baik. Pertahankan jam rutin tidur sesuai umur anak: anak SD tidur antara jam 8-8.30; SMP jam 8.30-9 dan SMU jam 9-10 malam.
* Beraktifitas fisik dan berolahraga. Melakukan aktifitas yang fun sebaiknya dilakukan secara rutin. Biarkan anak memilih jenis olahraga atau kegiatan yang menyenangkan dia. Hal ini akan sangat membantu untuk membangun mood baik. Jauhkan dari aktifitas pasif seperti main game, nonton TV atau sekedar duduk di depan computer/internet.
* Ajar anak untuk membicarakan perasaan yang tidak nyaman yang mereka rasakan dan sampaikan kepada anak anda bahwa jika mereka tidak nyaman maka seisi rumah juga merasa tidak nyaman.
STRATEGI UNTUK MENGONTROL AMARAH ANAK.
Amarah sebenarnya memiliki potensi membangun karena rasa marah dapat memberi kita energi untuk memecahkan masalah-masalah dan memuaskan kebutuhan kita. Meskipun demikian, ada perbedaan besar antara memuaskan kebutuhan dengan ekspresi marah yang destruktif yang dilakukan dengan cara yang tidak pantas. Hanya karena anda ‘membutuhkan’ krayon biru tidak membuatnya memiliki alas an untuk memukul teman sekelasnya yang tidak mengembalikan krayon itu pada tempatnya. Sebagai orang tua, anda bertanggungjawab mengajar anak anda bahwa marah itu diperbolehkan, namun tidak berlaku untuk bertingkah laku kasar. Berikut saran dari Pat Huggins, instruktur klinik dalam Graduate School of Counseling di Universitas of Washington di tahun 1993 yang akan menolong dalam membantu anak mengontrol amarahnya.
* Trik Kura – Kura
Ketika anak anda kesal, biarkan dia mencoba melakukan trik kura-kura, (anda dapat melatihnya saat dia sedang tidak dalam kondisi marah). Tuntun anak anda untuk memikirkan waktu atau berikan contoh situasi saat dia marah. Biarkan itu mengingat perasaan yang muncul saat emosi-emosi itu muncul. Jelaskan padanya, bahwa daripada ia memukul atau memanggil nama seseorang, dia dapat berpua-pura menjadi kura-kura. Saat seekor kura-kura takut atau marah, ia bersembunyi dalam tempurungnya, tempat ia merasa aman. Tempurung itu memberikan kesempatan kepada kura-kura untuk menenangkan dirinya karena itu melindunginya dari pihak luar. Jika anak anda masuk ke dalam ‘tempurung’ itu akan melindunginya karena ia tidak akan mendapat kesulitan akibat memukul teman bermainnya. Hal ini secara umum terebukti efektif diterapkan pada anak-anak di sekolah dasar yang gemar melakukan permainan ‘berpura-pura’ meskipun membutuhkan waktu beberapa saat sebelum mereka dapat fasih memainkannya.
* Berbicara pada diri sendiri
Ini dapat menjadi langkah kedua setelah melakukan trik kura-kura atau bisa juga dilakukan secara terpisah. Ketika anak anda marah, biarkan dia berbicara kepada sendiri. Biar berkata dengan suara keras, “Tarik napas dalam-dalam dan rileks.” Kemudian biarkan dia berkata pelan kepada dirinya sendiri. Latih dia untuk mengatakan kalimat-kalimat seperti “Saya dapat mengontrol sikap” atau “Saya akan memikirkan suatu cara untuk menyelesaikan masalah ini.” Gabungkan semua kalimat itu lalu biarkan anak anda mengatakannya nerulang-ulang dalam kepala mereka. Kadangkala, hanya dengan berkata pada diri anda untuk tenang dapat menolong anda menjadi tenang.
* Katakan dengan manis
Saat anda marah, sangatlah sulit untuk tetap bersikap sopan. Praktikkan dengan cara mengatakan kemarahan anda kepada anak anda dengan cara yang tidak menyakitkan. Termasuk di antaranya, “Itu menganggu saya,” “Berhentilah menganggu saya”, “Saya tidak menyukainya”, “Itu membuat saya marah”, “Tinggalkan saya sendiri”. Perhatikan kalau semua kalimat ini menghindari kata “kamu”. Saat anda mengatakan “Kamu menganggu saya”, itu hanya akan membuat orang lain bersikap defensive dan mereka akan semakin menganggu anda.
* Gunakan kantong saku
Jelaskan pada anak anda bahwa kesal itu diperbolehkan, tetapi tidak untuk memukul atau mengancurkan benda-benda. Saat anak marah, ajarkan dia untuk memasukkan tangan ke dalam kantong sakunya atau tarohlah di belakang punggung mereka. Ini dapat digunakan untuk mengontrol keinginan mereka untuk memukul. Ketika kedua tangan anak berada dalam katung sakunya, biarkan dia mengatakan kepada orang di dekatnya bagaimana perasaannya saat itu dan mengapa demikian. Hal seperti ini juga sangat mendorong kemampuan berkomunikasi seara efektif.
* Tuliskan perasaanmu
Belilah sebuah diary untuk anak anda dimana dia bisa mengungkapkan perasannya. Atau, biarkan dia menulis sebuah surat kepada orang yang membuat dia kesal. Seakan-akan dia akan memberikan tulisan itu kepada orang tersebut. Katakan bagaimana perasaan si anak dengan sejelas-jelasnya terhadap orang tersebut dan mengapa si anak emrasa seperti itu. Jika anak anda belum bisa menulis, dia bisa mendiktekannya suratnya lewat anda. Simpan surat itu untuk beberapa waktu, dan ketika sudah hilang amarahnya, berikan surat itu kepadanya.
Hal yang perlu diperhatikan terakhir adalah bagaimana cara anda mengekspresikan amarah anda. Contoh yang anda berikan adalah guru terbaik bagi anak anda. Jika anak anda melihat berteriak kepada orang lain, membanting sesuatu, atau memukul orang lain sata anda marah, dia akan melakukan yang sama ketika dia marah.
MENGATASI KESEDIHAN
Banyak orang berpikir, orang yang mudah bersedih atau kesedihan adalah sebuah kelemahan atau perbuatan mengasihani diri sendiri. Jika seorang anak tidak melepas emosi duka atau kesedihan yang mendalam, ini dapat menjadi sumber penyakit mental dan fisik di kemudian hari. C.M. Riley adalah seorang dokter anak yang pernah meneliti tentang apa yang akan terjadi pada anak-anak yang tidak dapat mengekspresikan duka/kesedihan melalui tangisan. Menurut Riley, tangisan yang tertahan akan membuat tekanan darah meningkat tajam, timbul bercak-bercak merah pada tubuh, sampai pada melemahnya saraf pengontrol saliva sehingga anak mungkin dapat mengeluarkan air liur (drooling) tanpa sadar.
“A cheerful heart is a medicine; a broken spirit dries out of the bones.”
Dalam duka, seorang anak bisa menjadi pemarah, sulit konsesntrasi, sulit tidur atau menarik diri dari pergaulan/aktivitas keluarga dan mungkin memiliki rasa bersalah yang berkelanjutan akan hal-hal yang seharusnya ia lakukan atau katakan.
EMPAT HAL UTAMA YANG PERLU DIMENGERTI UNTUK MENOLONG MENGATASI KESEDIHAN :
1. “LET IT OUT”
Biarkan mereka menangis. Itu bukan tanda sebuah kelemahan. Ahli neurology mengatakan bahwa kesedihan adalah emosi primer manusia yang bersifat ‘survival’ manusia. Dalam otak, dimana perasaan berakar, ada sebuah “lorong nuclei” yang menjadi tombol on/off tangisan yang perlu difungsikan jika seseorang bersedih, jika tidak ini dapat mendatangkan penyakit. Penyair Perancis, Jules Renard, pernah berkata, “…untuk apa ada air mata jika tidak menetas?”
Penulis buku The Vital Balance, Dr. Karl Menninger juga mengatakan bahwa tangisan adalah sebuah bentuk kelegaan alami tubuh yang paling manusiawi and universal. Ini karena kesedihan adalah emosi social; sehingga muka sedih/menangis menjadi tanda kita butuh dukungan dan hiburan dari orang lain.
Dr. Rita Justice et al. dari Universitas Houston, Amerika Serikat, menulis tentang ‘kegunaan’ menangis secara ilmiah. Air mata ternyata mengandung horman stress (ACTH) dan leucine-enkphalin (jenis endorphin pengurang rasa sakit). Karena itu, menangis dapat menyeimbangkan hormone stress dalam tubuh manusia. Riset lebih jauh menemukan kaitan antara air mata dan penyakit yang berkaitan dengan stress seperti sakit maag dan colitis (infeksi usus besar) bahkan umur pendek. Kondisi ini lebih sering terjadi pada orang yang memiliki sikap negative terhadap menangis.
2. “TALK IT OUT”
Bawalah anak anda ke dalam tatanan rasional dengan bertanya secara strategis:
* Apa yang membuat kamu sedih?
* Bagaimana kenyataannya?
* Apa kondisi yang kamu harapkan?
* Berikan waktu sampai anak dapat belajar menerima kenyataan..
Tergantung dari pribadi anak, waktu yang diperlukan untuk bangkit dari kesedihan tidak dapat ditetapkan. Perjalanan spiritual (melalui doa, aktif dalam pelayanan social, atau meditasi) dapat mempercepat proses ini.
3. “DON’T DO THAT”
* Jangan menutup diri
Bagi pria, terbuka akan perasaan sangat sulit karena intinya pria cenderung merasa gengsi dan ‘lemah’ jika didapati menangis. Tapi riset menemukan bahwa pada saat orang terbuka, system kekebalan tubuh meningkat dan hal ini dapat mengurangi resiko penyakit dalam. Wanita cenderung lebih mudah terbuka dan menangis dan hal ini membuat mereka hidup lebih panjang daripada pria.
Dean Ornish dari University South of California School of Medicine di San Fransisco menemukan kaitan menangis dalam kecenderungan pria mengalami tersumbatnya arteri jantung terutama pada pria yang sering “berpindah” (dari berpindah sekolah, kerja dan pasangan hidup!)
* Jangan mengambil keputusan besar
Tidak mengambil keputusan besar selama anak masih dalam keadaan emosi tidak stabil. Berbagai literature psikologi mengkonfirmasi pernyataan ini karena keputusan yang diambil sering kali disesali kemudian.
4.”TAKE CARE”
Menurut sebuah artikel dalam Helpquide Inggris (2007), ada tiga hal yang perlu dijaga selama masa berduka atau ketika bersedih:
* Jaga kesehatan mental selama dalam masa berkabung dengan:
1. Talk, Ekspresikan perasaan melalui berbicara dengan orang yang dipercaya
2. Write, Tulislah jurnal atau blog pribadi atau surat dengan jujur dan terbuka.
Ahli psikologi percaya bahwa menulis dapat membawa anak ke dalam tingkat rasio yang lebih tinggi yaitu kesadaran akan kenyataan.
3. Create, Ciptakan sesuatu sebagai ekspresikan diri.Proses kreatif menolong menjernihkan pikiran.
4. Buy something, Untuk diri sendiri atau orang dikasihi.
Oleh: Veronica Colondam
No comments:
Post a Comment