Sebagai
pekerja, tentu suatu saat kita semua ingin beristirahat. Usia pensiun, itu
istilah umumnya. Pensiun bisa jatuh di usia yang beragam, seperti 55 tahun,
60 tahun, atau mungkin sebelum 40 tahun jika Anda seorang pesepakbola
profesional.
Ada baiknya
kita merencanakan akan pensiun di usia tertentu, sehingga bisa mempersiapkan
kehidupan setelah tidak lagi aktif bekerja. Jangan sampai setelah pensiun
kita tidak punya bekal, yang tentu akan sangat merepotkan.
Apakah Anda
berencana untuk pensiun atau akan memasuki usia pensiun 5 tahun dari
sekarang? Perencana Keuangan ZAP Finance Ratih Nurmalasari mencoba memaparkan
tips mengatur keuangan untuk persiapan masa pensiun seperti
dikutip detikFinance dari situs resminya, Minggu (4/1/2015):
Keberhasilan
sesorang dalam hidup (survive) sangat ditentukan oleh kreatifitasnya dan
kemampuan inovasinya. Memahami diri sendiri, memahmi tujuan hidup, memahami
kebutuhan apa yang diperlukan untuk bertahan hidup, memahami kebutuhan untuk
berkompetisi, berkembang dan upaya menjadi pemenang dalam hidup.
Untuk
itu sebaiknya kita tahu apa yang dimaksud dengan Survival, apa yang dimaksud
kreatif dan maksud dari inovatif.
Investasi
didefinisikan sebagai menyisihkan sebagian penghasilan untuk masa depan dan
bertumbuh. Atau dapat pula didefinisikan sebagai tindakan yang kita lakukan
dengan aset kita untuk mendapatkan imbal hasil (return) keuangan di masa
depan. Jika tidak ada pertumbuhan berarti tidak bisa disebut investasi,
melainkan sekadar menyimpan atau menabung.
Sedangkan
inflasi adalah naiknya harga barang karena berlebihnya suplai uang
Jadi,
kesimpulannya, demi mengalahkan inflasi, kita harus berinvestasi. Namun
sebelumnya kita juga harus waspada. Karena ada lima kesalahan yang sering
dilakukan oleh calon investor sebelum berinvestasi yaitu :
Setelah
sekian lama bekerja, Anda merasa bahwa tabungan Anda masih belum cukup banyak
atau bahkan Anda merasa kesulitan untuk menabung.
Godaan
diskon di pusat perbelanjaan atau makan di restoran mewah bersama teman
sepertinya sudah menjadi kebiasaan Anda tiap minggu. Akhirnya, Anda mendapati
keuangan Anda sangat tipis di akhir bulan.
Ingin
membuat perubahan dalam keuangan Anda? Mulailah dengan menabung sedikitnya 10
persen dari pendapatan Anda tiap bulannya, kemudian tingkatkan lagi sesuai
kebutuhan.
Berikut
ini adalah beberapa strategi yang Anda bisa lakukan untuk bisa menabung lebih
banyak.
Saat
Anda berencana ingin pensiun dini, ketahuilah terlebih dahulu beberapa hal
penting yang berkatian dengan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk
menghitung alokasi dana yang perlu disiapkan. Berikut beberapa faktor yang
dijadikan pertimbangan dalam menghitung alokasi dana pensiun.
1.
Umur berapa ingin pensiun
Pada
umumnya usia pensiun di perusahaan adalah pada usia 55 tahun, namun beberapa
perusahaan ada juga yang berbeda. Sehingga sebaiknya tiap orang yang bekerja
mengetahui dengan jelas mengenai rencana pensiun di usia berapa. Tidak ada
salahnya dengan menginginkan pensiun dini di usia 45 tahun misalnya, semua
bisa dicapai jika dipersiapkan dan direncanakan dengan baik.
Kaya dan
miskin itu relatif. Membedakan kaya dan miskin bukan dari berapa besar
penghasilan, tapi dari seberapa besar kita mampu menyisihkan dari penghasilan untuk
masa depan.
Orang
bisa dikatakan kaya kalau bisa menyisihkan penghasilannya untuk berinvestasi
dan dikatakan miskin jika tidak bisa menyisihkan pendapatan karena habis
untuk konsumsi atau biaya hidup, berapapun penghasilannya.
Suatu
keluarga dikatakan sehat secara keuangan jika dari penghasilannya punya
postur : kurang lebih 50 persen untuk konsumsi, 10 persen investasi , 10
persen untuk premi asuransi, dan 30 persen untuk cicilan hutang.
Porsi 30
persen untuk cicilan hutang ini masih normal dan sudah masuk hitungan
maksimal. Dengan catatan, jenis hutangnya berupa pelengkap kebutuhan keluarga
yang primer seperti rumah atau mobil. Maka mari kita coba mengelola keuangan
keluarga dengan skala prioritas ini tersebut.
Untuk
investasi dengan jangka waktu sekitar 10 s/d 15 tahun, pasti secara teori
jawabannya adalah reksadana saham atau minimal campuran, karena jangka waktu
itu termasuk jangka waktu yang panjang.
Namun
untuk kondisi memasuki usia pensiun (lebih dari 50 tahun) , kita tidak boleh
terpaku hanya dari sisi jangka waktu saja, karena disini terdapat faktor lain
yaitu risiko. dengan kondisi yang sudah memasuki masa pensiun / opersiapan
pensiun , tidak bekerja, dan dengan asumsi asset yang kita punya untuk dana
pensiun , maka bila kita masukkan semua ke dalam keranjang reksadana saham
maka hal itu sangat berisiko.
Sebenarnya
untuk menjawab pertanyaan sebaiknya investasi seperti apa, harus tahu
bagaimana kondisi keuangan kita saat ini; apakah terdapat dana cadangan?
berapa banyak asset yang saat ini dimiliki dan dalam bentuk apa? dan juga
bagaimana dengan kondisi hutang kita saat pensiun apakah sudah selesai atau
belum? dan apakah masih ada tanggungan yang menjadi tangung jawab Anda 5
tahun ke depan? semua itu akan sangat mempengaruhi jawaban terhadap reksadana
apa yang sebaiknya di ambil.
Orang-orang
yang berada di level menengah kebawah biasanya merasa iri terhadap orang
kaya, setelah bekerja keras dalam kurun waktu yang tak sebentar dan mereka
menemukan diri mereka tidak lebih baik dari sebelumnya.
Perbedaan
antara orang menengah dan orang kaya sesungguhnya tidak begitu banyak, yang
paling membedakan hanya cara berfikir dan bertindaknya:
1.
Orang Kaya Memprioritaskan Menabung di Awal
Bekerja
keras, menabung diawal itu merupakan nasihat yang biasa namun sulit
dilakukan. Dan hal itu bertolak belakang dengan orang kaya, kenapa? Karena
mereka memikirkan masa depan mereka, tidak selamanya mereka bekerja, dan
berbisnis. Ditambah bisnis itu tidak selalu beruntung dan sangat berisiko.
Dahulu,
menjadi seorang jutawan biasanya selalu di capai oleh orang-orang yang sudah
berumur atau tua. Tapi kini banyak sekali kita mendengar anak-anak muda yang
sukses dan berhasil membangun bisnisnya di usia yang masih relatif muda.
Apa
rahasianya? Karena mereka bisa meniru kesuksesan orang-orang yang sudah tua
di waktu muda, Simple bukan?
Kelebihan
dan peluang yang di miliki oleh anak muda jaman sekarang itu lebih besar.
Salah satu yang memberi andil untuk perubahan itu adalah Internet.
Kenapa
seperti itu? Jaman sekarang informasi dan pengetahuan bisa di akses dengan
lebih mudah, bahkan ada yang mengatakan dunia kini ada dalam genggaman. Itu
karena begitu mudahnya kita melakukan hal apapun dengan internet.
Dan ini
adalah salah satu keuntungan mereka dibandingkan dengan generasi sebelumnya,
tetapi bagaimana tepatnya mereka melakukannya?
Nah, ada
banyak faktor dan banyak pendekatan yang berbeda. Kita akan membahas beberapa
pendekatan dan praktek kehidupan yang baik yang dapat membantu Anda, wahai
pemuda/pemudi, untuk mencapai tujuan kehidupan keuangan.
Tidak
ada diantara kita yang tidak ingin memiliki lebih banyak uang. Dan
kadang-kadang kita pun suka bertanya-tanya tentang bagaimana bisa kaya dan
sukses sehingga memiliki begitu banyak uang?
Kami
telah mengumpulkan beberapa data yang dapat Anda terapkan dalam kehidupan
sehari-hari tentang cara orang kaya menyimpan dan mengelola uang mereka.
Begini
10 cara orang kaya menyimpan dan mengelola uang mereka yang dengan mudah bisa
Anda tiru:
Financial
freedom. Ini mungkin sebuah kalimat magis yang ingin diraih oleh kebanyakan
orang.
Kemakmuran.
Prosperity. Keberlimpahan. Pada akhirnya, kita semua berjibaku kerja dari
pagi hingga petang atau bahkan malam, adalah demi uang. Demi nafkah untuk
keluarga dan masa depan.
Problemnya,
dalam perjalanan mencari nafkah dan kemakmuran itu, ada 5 mitos yang keliru
dan berakibat fatal dalam pemahaman kita mengenai uang, kekayaan dan orang
kaya.
Mau tahu
apa 5 mitos itu? Siapkan kopi atau teh hangat, dan simak baik-baik tulisan
renyah ini.
5 mitos
ini acap beredar dalam pikiran sebagian orang, dan sering membawa dampak
buruk dalam pemahaman kita mengenai uang dan kekayaan.
5 mitos
ini ada yang muncul secara mencolok dalam bentuk nasehat dan pepatah. Namun
ada juga yang diam-diam mengendap dalam hati sebagian besar orang. Mari kita
bongkar satu demi satu 5 mitos ini.
Simak
data yang lumayan mencengangkan ini. Pada tahun 1975, sumbangan intangible
asset terhadap kesuksesan sebuah bisnis hanya 17%. Pada tahun 2015 ini? Sudah
tembus 84%.
Data itu
dengan segera mendedahkan sebuah fakta : betapa kekuatan intangible asset itu
makin penting dalam membuat kinerja sebuah organisasi bisnis menjadi cetar
membahana.
Pertanyaannya
: apa itu intangible assets sebenarnya? Dan yang lebih penting : jenis
kekuatan intangible assets apa yang paling dramatis dan powerful dampaknya?
Setidaknya
ada dua contoh profil yang bisa ditampilkan untuk menjelaskan fenomena
ini. Yang pertama, anak ndeso lulusan SMP bernama Darmanto, yang
kini jadi national internet expert dan berkantor dari rumahnya di desa
Kranggil, Pemalang. Yang kedua, Afidz, lulusan SMP yang jadi juragan soto
Lamongan dan bertekad segera mengumrohkan orang tuanya ke tanah suci.
Di sisi lain, kita acap melihat anak muda lulusan S1 bahkan S2 yang masih menganggur. Atau juga sudah bekerja namun dengan penghasilan pas-pasan. Bulan masih tanggal 9, gaji sudah habis. Pening deh kepala.
Pertanyaannya : kenapa bisa begitu? Kenapa anak lulusan SMP bisa lebih makmur dibanding lulusan S2? Sajian pagi ini akan menelisiknya dengan gurih dan merenyahkan.