Financial
freedom. Ini mungkin sebuah kalimat magis yang ingin diraih oleh kebanyakan
orang. |
|
Kemakmuran.
Prosperity. Keberlimpahan. Pada akhirnya, kita semua berjibaku kerja dari
pagi hingga petang atau bahkan malam, adalah demi uang. Demi nafkah untuk
keluarga dan masa depan. |
|
Problemnya,
dalam perjalanan mencari nafkah dan kemakmuran itu, ada 5 mitos yang keliru
dan berakibat fatal dalam pemahaman kita mengenai uang, kekayaan dan orang
kaya. |
|
Mau tahu
apa 5 mitos itu? Siapkan kopi atau teh hangat, dan simak baik-baik tulisan
renyah ini. |
|
5 mitos
ini acap beredar dalam pikiran sebagian orang, dan sering membawa dampak
buruk dalam pemahaman kita mengenai uang dan kekayaan. |
|
5 mitos
ini ada yang muncul secara mencolok dalam bentuk nasehat dan pepatah. Namun
ada juga yang diam-diam mengendap dalam hati sebagian besar orang. Mari kita
bongkar satu demi satu 5 mitos ini. |
|
Mitos
#1 : Orang kaya itu sombong dan hanya memikirkan nafsu dunia saja.
Mitos ini seperti hendak memberikan gambaran bahwa orang kaya
itu hanya mementingkan gemerlap materi duniawi saja. Seolah-olah semua orang
kaya itu adalah “gambaran evil (setan) yang berlomba-lomba mengumpulkan
kekayaan materi dunia”. |
|
Saya
merasa mitos itu tidak sepenuhnya benar. Sebaliknya saya malah punya hipotesa
seperti ini : semakin Anda kaya, semakin religius
hidup Anda. |
|
Saya mau
cerita dua fakta yang cukup mencengangkan. Ada dua perumahan mewah di daerah
Cibubur dan Bekasi. Dua mesjid di dua perumahan mewah itu, setiap shalat
subuh ramainya seperti Jum’atan. Amazing. |
|
Benar,
setiap fajar pagi, setiap adzan Subuh berkumandang, dua mesjid itu sudah
penuh sesak dengan mobil mewah, mulai dari Honda CRV hingga Mercedes Benz.
Setiap subuh. |
|
Komunitas
orang kaya di dua mesjid itu juga rutin menyumbang dana untuk membangun
sekolah bagi para orang tidak berpunya. |
|
Mengatakan
orang kaya itu identik dengan nafsu serakah demi materi duniawi adalah
kesalahan persepsi yang cukup fatal. Bisa menanamkan pikiran bawah sadar
bahwa menjadi kaya itu dosa. Aneh. |
|
Padahal
seperti fakta yang saya ceritakan diatas : menjadi kaya bisa juga menjadi
mulia. Setiap subuh, rutin sholat di mesjid, dan rajin memberi sodakoh bagi
orang tidak punya. |
|
Mitos #
2 : Kalau mau kaya, korupsi saja.
Ini mitos yang
juga sama absurdnya. Orang yang mengatakan kalimat seperti itu adalah “korban
manipulasi media”. |
|
Memang,
hampir setiap hari berita di televisi dan koran selalu memuat kasus korupsi.
Lalu, muncul mitos dan persepsi yang SALAH bahwa seluruh orang Indonesia itu
koruptor, dan untuk kaya harus jadi koruptor. |
|
Itu
mitos yang benar-benar menghina jutaan orang (pedagang kain, penjual batik,
pemilik usaha Bolu Meranti, kebab Baba Rafi, kaos Joger, dll) yang mencari
nafkah dan kaya dengan cara yang barokah. |
|
Namun
media memang harus seperti itu supaya laku, dan anehnya, publik malah
menikmatinya. |
|
Padahal
studi ilmiah sudah menunjukkan : makin sering Anda nonton berita di televisi,
makin Anda tidak obyektif melihat realitas dunia (Seligman, 2007). |
|
Penelitian
lain lebih mengejutkan : berita-berita yang gencar tentang kasus korupsi dan
narkoba kadang JUSTRU MENDORONG orang untuk juga melakukan korupsi dan
menjajal narkoba (Chip and Dan Heath, 2010). |
|
(Itulah
kenapa sudah 5 tahun ini saya TIDAK PERNAH NONTON televisi, kecuali Sport and
National Geographic Channel. Dan terus terang, hidup saya menjadi lebih
tentram. Tidak stress gara-gara berita televisi yang lebay). |
|
Namun
manipulasi media itu berakibat fatal : sejumlah orang lalu punya persepsi dan
mitos yang SALAH bahwa untuk menjadi kaya harus menjadi koruptor. Media
sukses memberikan edukasi yang salah. |
|
Padahal
seperti kisah-kisah entrepreneur muda yang sering saya ulas disini : selalu
ada beragam cara untuk menjadi kaya dengan cara yang mulia. |
|
Mitos #
3 : Hemat Pangkal Kaya.
Ini juga mitos yang
rada-rada aneh. Kalau penghasilan Anda hanya 3 juta/bulan, mau hemat sampai
setengah mampus, ya tetap ndak bisa kaya. Mau kaya dari Hongkong? |
|
Kalau
ada satu keluarga dengan dua anak di Jakarta, penghasilan hanya 3 juta/bulan
– ya pasti hematnya sudah sampai jungkir balik : makan mungkin hanya satu
kali sehari, dan sarapannya indomie rebus terus sepanjang tahun. Apakah
dengan hemat maksimal seperti ini lalu akan menjadi kaya? Hello. |
|
Memberikan
nasehat untuk hidup hemat pada orang yang penghasilannya pas-pasan malah
seperti tidak punya simpati : apanya lagi yang mau dihemat, wong untuk beli
makan saja sering ndak cukup. |
|
Nasehat
hemat pangkal kaya memang separo ilusi. Sebab hanya berfokus pada hemat hanya
akan membuat hidupmu stagnan. |
|
Fokus
pada hemat malah bisa membuat Anda lupa pada sisi lain yang jauh lebih
krusial : cara supaya penghasilanmu naik secara eksponensial, atau naik 10
kali lipat (bukan hanya 10% per tahun). |
|
Cara-cara
kreatif untuk secara dramatis meningkatkan income jauh lebih penting daripada
1001 cara hidup berhemat. |
|
Sebab
sekali lagi, sehebat-hebatnya kamu berhemat, jika penghasilanmu stagnan ya
dampaknya segitu-gitu saja. Paling mungkin hanya bisa hemat 10% – 20% dari
penghasilan. |
|
Namun
jika Anda sukses meningkatkan income secara eksponensial, potensi dampaknya
bisa 1000% atau bahkan 10.000 %. |
|
Maka
jangan terbuai kalimat Hemat Pangkal Kaya yang separo ilusi. Fokus pada
percepatan peningkatan rezeki. |
|
Mitos #
4 : Menabung Pangkal Kaya.
Ini lagi, mitos jadul
yang ndak mati-mati. |
|
Look,
kalau uang Anda hanya ditabung di bank atau bahkan disimpan di brankas
lemari, nilai pertumbuhannya cenderung akan kalah cepat dengan inflasi.
Dengan kata lain, nilai uangmu bisa pelan-pelan tergerus tanpa terasa. Mau
kaya darimana, wong nilai uangnya malah ilang. |
|
Yang
benar bukan menabung (saving) tapi alokasikan uang sisa Anda untuk investasi
(invest). Pilihan investasinya bisa properti (sedikit demi sedikit beli tanah
di pinggiran kota atau di kampung halaman, atau yang dekat kampus supaya bisa
jadi kos-kosan). |
|
Investasi
lain bisa ditanamkan ke reksadana (kalau serius ndak usaha banyak nanya.
Googling saja, semua informasi lengkap ada disana). Baiknya langsung beli
produk reksadana; dan bukan yang di-bundling model Asuransi Unitlink (ini
produk aneh, yang kurang menguntungkan konsumen dalam jangka panjang). |
|
Atau
juga investasikan uang Anda untuk modal bisnis/usaha. Pilihan jenis usaha
yang cocok bisa Anda lacak di website ini. |
|
Mitos #
5. Tidak perlu kaya, karena kekayaan tidak dibawa mati. |
Ini juga mitos yang salah. |
Kadang-kadang
saya mendapatkan respon seperti ini dari pembaca atau follower di Twitter :
“Mas, ndak usaha capek-capek ngomong tentang kekayaan. Toh kekayaan tidak
akan dibawa mati”. |
|
Respon
seperti itu adalah wrong and wrong. Kalimat mitos yang salah kaprah. |
|
Kekayaan
akan kita bawa sampai mati hingga akhir jaman, jika kita membelanjakan
kekayaan kita untuk memberangkatkan orang tua naik haji atau membangun
mesjid. |
|
Kekayaan
akan menerangi kita saat kelak kita beristirahat di alam kubur, jika kekayaan
itu kita gunakan untuk menyekolahkan anak yatim atau membangun perpustakaan
gratis di kampung halaman. |
|
You get
the points, right? |
|
Kekayaan
pasti akan kita bawa sampai mati jika kita belanjakan ke jalan yang mulia dan
penuh keikhlasan. |
|
Mengatakan
“kekayaan ndak akan kita bawa sampe mati” adalah kalimat ajaib yang berangkat
dari asumsi keliru, bahwa kita membelanjakan semua kekayaan kita hanya untuk
foya-foya belaka. Sebuah asumsi yang berdasar mitos belaka. |
|
Orang
yang mengatakan : “ndak usah omong banyak tentang kekayaan, toh kekayaan
tidak akan kita bawa sampe mati”, mungkin disebabkan dua alasan : 1) orang
itu mau menghibur diri karena penghasilannya masih pas-pasan atau 2) orang
itu tidak tahu cara menjadi kaya dengan halal dan membelanjakan hartanya di
jalan yang mulia. |
|
Daripada
komentar nyinyir bernada pesimis seperti itu, mungkin jauh lebih baik
berkomentar dalam hati seperti ini. |
|
Mari
kita menjadi kaya dengan cara yang mulia, sehingga kita bisa membangun 9
mesjid di penjuru Nusantara. |
|
Atau :
mari kita menjadi kaya dengan cara yang mulia, sehingga kita bisa
menyekolahkan 99 anak yatim. |
|
Atau ini
: bismillah, saya akan menjadi kaya dengan cara yang mulia sehingga saya bisa
memberangkatkan orang tua naik haji. |
|
DEMIKIANLAH,
5 mitos fatal tentang uang, orang kaya dan kekayaan. Selalu kenanglah 5
pelajaran diatas dalam perjalanan panjang Anda meraih kemakmuran yang penuh
barokah. |
|
Kenapa 5
mitos itu layak kita kenang? Sebab jika kita punya persepsi atau mindset yang
keliru tentang kekayaan dan keberlimpahan, maka ini bisa benar-benar membuat
nasih hidup kita stagnan. |
|
Akhir
kata, teriring doa ikhlas dari saya untuk Anda semua : |
|
Semoga
Anda semua diberi jalan rezeki yang lapang, dan bisa menjadi insan yang
memiliki kekayaan sejati : kaya spiritual, kaya
finansial, kaya kebaikan dan kaya kemuliaan. |
No comments:
Post a Comment