Simak
data yang lumayan mencengangkan ini. Pada tahun 1975, sumbangan intangible
asset terhadap kesuksesan sebuah bisnis hanya 17%. Pada tahun 2015 ini? Sudah
tembus 84%. |
|
Data itu
dengan segera mendedahkan sebuah fakta : betapa kekuatan intangible asset itu
makin penting dalam membuat kinerja sebuah organisasi bisnis menjadi cetar
membahana. |
|
Pertanyaannya
: apa itu intangible assets sebenarnya? Dan yang lebih penting : jenis
kekuatan intangible assets apa yang paling dramatis dan powerful dampaknya?
|
|
Intangible
assets adalah aset yang tak kasat mata. Atau mungkin layak juga disebut
sebagai “aset ghoib”. Aset ini berbeda dengan aset kasat mata (tangible
asset) seperti tanah, pabrik yang luas, mesin-mesin yang modern, atau gedung
kantor yang luas. |
|
Dulu,
aset-aset tangible yang kelihatan nyata fisiknya itu acap dianggap sebagai
penentuk sukses bisnis. Namun seperti yang disampaikan diatas, di era digital
berbasis knowledge ini, aset intangible ternyata justru kian penting
perannya. |
|
Apple
misalnya. Perusahaan ini tidak punya pabrik smartphone (karena semua iPhone
dan iPad dan iMac dibikin oleh Foxtron, vendornya dari China). Namun market
value Apple ternyata paling tinggi sedunia, sekitar Rp 9000 triliun (lebih
dari 4 kali lipat APBN). |
|
Nike
juga tidak punya pabrik sepatu. Tidak punya aset mesin untuk bikin sepatu.
Namun nilai penjualan sepatu Nike tertinggi di dunia. |
|
Atau
sebut juga Facebook misalnya. Aset fisik perusahaan ini jauh dibawah aset
fisik perusahaan mobil Ford. Namun market value Facebook jauh diatas Ford
yang punya aset mesin ribuan jumlahnya. |
|
Jika
memang intangible asset kian punya peran penting, maka jenis apa saja yang
paling powerful? Jenis intangible assets apa saja yang punya impak dramatis
dan fundamental bagi kejayaan sebauah organisasi bisnis? |
|
Disini
kita mencatat ada tiga jenis intangible asset yang layak di-stabilo. |
|
Intangible
Assets # 1 : Human Capital Asset. Pada akhirnya,
pilar yang utama dari melegendanya sebuah organisasi bisnis adalah barisan
insani atau SDM hebat yang ada di dalamnya. |
|
First
who, then what. Kembali kita di-remind kalimat magis ini oleh Jim Collins
dalam masterpiecenya, Good to Great. Pertama-tama selalu harus fokus untuk
mencari best people, dan yang lain akan beres dengan sendirinya. |
|
Di tanah
air, ada paradoks yang cukup muram tentang human capital asset ini. Pada satu
sisi, banyak sarjana S1 yang menganggur (kini jumlahnya sekitar 600 ribu
orang lulusan S1 yang jobless). Di sisi lain, makin banyak Manajer HRD yang
mengeluh sulitnya mencari kandidat junior dan senior manajer yang kredible. |
|
Faktanya,
survei dari Boston Consulting Group menunjukkan dalam 10 – 20 tahun ke depan
Indonesia akan makin kekurangan tenaga manajer yang andal. Padahal manajer
yang andal adalah pilar human capital asset yang amat krusial. |
|
Apa yang
terjadi, saat bisnis di tanah air terus booming, dan butuh pasokan banyak
manajer andal, namun pasokannya ternata langka. Sederhana : gaji manajer
pelan-pelan akan naik tinggi. |
|
Akibatnya,
dalam kurun 10 – 15 tahun ke depan akan makin banyak middle manager yang
punya gaji Rp 35 – 55 juta per bulan. Lumayan mahal namun ini impak dari
“talent shortage”. |
|
Dan
mungkin itulah harga yang harus dibayar oleh perusahaan untuk mendapatkan
intangible asset yang amat penting ini. |
|
Bagaimana
cara membangun human capital asset yang tangguh? Saya sudah menulis banyak
artikel tentang tema tersebut di blog ini. Bahkan saya sudah menyusun 9
Powerful Tools to Drive Human Capital Asset (yang bisa Anda lihat dan
download DISINI). |
|
Intangible
Asset # 2 : Knowledge and Creativity Asset. Aset
ghoib kedua ini lazimnya akan menghasilkan puluhan hak paten yang amat
berharga, atau juga langsung dalam wujud inovasi produk yang radikal dan amat
mahal nilanya. |
|
Kekuatan
Google yang begitu melegenda itu misalnya, ditopang oleh hak patennya dalam
algoritme search engine yang amat powerful. Atau kehebatan Viagra yang mak
nyus itu adalah karena hasil kekuatan knowledge yang amat mendalam. |
|
Atau
juga kisah Android yang mengubah gaya hidup jutaan orang di muka bumi itu –
produk amazing ini adalah wujud nyata dari kekuatan knowledge and creativity
asset. |
|
Itulah
kenapa kini makin banyak perusahaan yang menekuni ilmu “knowledge
management”. Inilah sebuah ilmu yang ingin mengolah semua jenis pengetahuan
dan kreativitas SDM dalam sebuah organisasi menjadi kekuatan informasi yang
berharga. |
|
Knowledge
management berusaha meng-ekstrak pengetahuan berharga dalam setiap otak
SDM-nya yang unggul (pegawai yang dikenal sebagai expert atau manajer senior
yang berpengalaman luas); dan membuat pengetahuan berharga itu menjadi mudah
di-akses oleh semua pegawainya. |
|
(Saya
pernah menyusun slide presentasi yang memukau tentang Knowledge Management.
Anda bisa lihat dan download DISINI.) |
|
Intangible
Asset 3 : Brand Asset. Setiap tahun Interbrand,
sebuah lembaga konsultan brand ternama dunia, membuat peringkat brand value
dari semua brand global yang legendaris. Mereka menghitung berapa sebenarnya
“harga atau nilai” brand yang mereka miliki – jika diuangkan dalam satuan
moneter. |
|
Tahun
ini, peringkat pertama dipegang oleh Apple. Berapa value brand Apple? Rp 1500
triliun. Peringkat 2 adalah Google dengan nilai brand yang tembus Rp 1400
triliun. |
|
Itulah
kekuatan intangible asset yang ketiga : brand asset. |
|
Petinggi
Coca Cola pernah bilang : Anda bisa menghancurkan semua pabrik Coke di
seluruh dunia, dan kami akan tetap eksis, sepanjang kami punya hak paten atas
merk kami. |
|
Banyak
juga brand lokal yang legendaris dan membuat bisnis pemiliknya tetap kaya
raya. Bolu Meranti. Gudeg Yu Jum. Indomie. Teh Botol. Ramuan Mak
Erot.Ini adalah contoh kekuatan intangible asset berupa brand yang terkenal. |
|
Namun
kekuatan intangible asset yang ketiga ini hanya akan muncul jika dua
intangible asset yang pertama yakni : human capital dan knowledge asset eksis
dalam sebuah perusahaan. Tanpa SDM hebat dan kreatif, hampir mustahil Anda
akan bisa menciptakan brand legendaris. |
|
DEMIKIANLAH,
3 jenis intangible assets yang layak dikenang untuk membuat kejayaan sebuah
bisnis : |
|
#1
: human capital asset |
#2 :
knowldedge and creativity asset |
#3 :
brand asset |
|
Meski
semua jenis aset diatas bersifat “ghoib”, namun pencapaiannya harus melalui
kerja cerdas dan kerja keras. Bukan melalui asap dupa dan kembang tuju rupa. |
|
Dan
pada akhirnya the most important asset is your
brain. |
Your
mindset. Your Skills. Your capabilities. YOU !!
Source : strategimanajemen.net |
No comments:
Post a Comment