Investasi
didefinisikan sebagai menyisihkan sebagian penghasilan untuk masa depan dan
bertumbuh. Atau dapat pula didefinisikan sebagai tindakan yang kita lakukan
dengan aset kita untuk mendapatkan imbal hasil (return) keuangan di masa
depan. Jika tidak ada pertumbuhan berarti tidak bisa disebut investasi,
melainkan sekadar menyimpan atau menabung. |
|
Sedangkan
inflasi adalah naiknya harga barang karena berlebihnya suplai uang |
Jadi,
kesimpulannya, demi mengalahkan inflasi, kita harus berinvestasi. Namun
sebelumnya kita juga harus waspada. Karena ada lima kesalahan yang sering
dilakukan oleh calon investor sebelum berinvestasi yaitu : |
|
1.
Tidak punya tujuan investasi |
|
Berinvestasi
tanpa tujuan ibarat naik mobil tanpa setir. Berbahaya. Pasalnya, dalam tangga
motivasi berinvestasi ada empat tingkat mengapa seseorang mau berinvestasi:
latah alias ikut-ikutan, takut, kebanggaan, dan terakhir karena cinta. |
|
2.
Punya harapan yang tidak realistis |
|
Banyak
yang ingin berinvestasi, tetapi tidak mau ada risiko. Ini adalah hal yang
mustahil, seperti menghilangkan malam terhadap siang. Risiko dan pertumbuhan
ibarat dua sisi mata uang, saling melengkapi. |
Yang
terpenting adalah bagaimana mengelola risiko (risk management), agar lebih
banyak pertumbuhan ketimbang risiko alias rugi. Hal ini perlu dilakukan
dengan tes dan ukur. |
|
3.
Tidak memikirkan aspek jangka panjang |
|
Banyak
dari calon investor pemula, hanya ingin mendapatkan keuntungan jangka pendek
saja, padahal time horizon suatu produk investasi sangat tergantung dari
jenis investasi yang kita lakukan dan berapa lama kita menunggunya. |
Dengan
berinvestasi, jika tidak untuk mendapatkan arus kas (income), tentu ingin
mendapatkan kenaikan modal yang kita investasikan. Misalnya untuk arus kas
seperti pada produk deposito dan obligasi yang memberikan imbal hasil atau
bunga. |
|
4.
Terlalu percaya diri dan mengambil resiko terlalu besar |
|
Perlu
diketahui bahwa percaya diri itu penting, tetapi juga jangan kelewat percaya
diri. Bukankah mobil bisa berjalan ketika ada keseimbangan antara gas dan
rem. Artinya kita paham kapan harus full power (kecepatan tinggi dari
kendaraan investasi kita) dan kapan harus mengerem laju investasi kita. |
|
Agar
resiko bisa diminimalisir, perlu menjalankan diversifikasi investasi |
a.
Waktu (pendek, menengah dan panjang) |
b.
Aset (saham, properti, komoditas, intelektual properti, bisnis riil, waralaba
dll) |
c.
Geografis (penyebaran di beberapa daerah seperti Jakarta, Jogja, Banjarmasin,
Hongkong, dan lain-lain) |
d.
Sebarkan 1/3 hasil investasi kita pada orang yang membutuhkan. Karena
dalam harta kita, juga ada hak orang lain, misalnya fakir miskin. |
|
5.
Mentalitas kampungan |
|
Ketika
krisis keuangan pada 1998 terjadi di Jakarta dan hampir semua kota besar di
Indonesia, di beberapa kota di Indonesia malah pesta pora. Hal serupa bahkan
juga terjadi di beberapa negara yang mengalami surplus. |
|
Tidak
punya cukup keberanian. Cara memulai menjadi great investor adalah dengan
mulai berinvestasi. Pelajari ilmu tentang seluk beluk dunia investasi beserta
produk-produk turunannya, pahami resiko yang mungkin ada serta punyai
strategi dalam mengelola risiko investasi |
No comments:
Post a Comment