Pembaca yang dirahmati Allah, sebagaimana yang kita ketahui bahwa tujuan diciptakan jin dan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah dan mentauhidkan-Nya. Namun perlu diketahui, agar ibadah kita diterima, maka harus terpenuhi syarat-syaratnya. Jangan sampai seseorang telah melakukan ibadah dengan harta dan tenaga yang besar, namun ternyata hal tersebut sia-sia karena tidak diterima disisi Allah Ta’ala, bahkan malah menjerumuskannya ke dalam neraka. Pada kesempatan ini, kami akan jelaskan sedikit mengenai syarat diterimanya ibadah.
Apa yang dimaksud dengan ibadah?
Sebagian kaum muslimin keliru dalam mendefinisikan makna ibadah. Menurut mereka, yang namanya ibadah itu sebatas hanya yang disebutkan dalam rukun islam, seperti sholat, zakat, puasa dan haji. Namun pemahaman tersebut kurang tepat. Ibadah memiliki pengertian yang lebih luas. Definisi yang dinilai paling baik adalah yang disampaikan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, beliau mendefinisikan ibadah dengan “Suatu istilah yang mencakup segala sesuatu yang dicintai Allah dan diridhai-Nya, baik berupa perkataan maupun perbuatan, yang tersembunyi (batin) maupun yang nampak (lahir)”. Sehingga termasuk kedalam ibadah adalah perkataan jujur, menunaikan amanah, berbakti kepada orang tua, menyambung silaturahmi, dan selainnya yang memiliki dalil bahwa amalan tersebut dicintai dan diridhai oleh Allah Ta’ala. (Al Ubudiyah oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah).